Wednesday, February 3, 2016

Another Sad Story - 2016

Awal tahun 2016, Tuhan memberikan kami kesempatan untuk bersedih lagi. Mama mertua saya harus pulang ke rumah Bapa di surga. Tepat di tanggal yang cantik, 16 Januari 2016, mama meninggalkan kami di dunia selamanya. Mama mertua mengalami sakit yang hampir sama dengan mama saya. Tumor pankreas pada mulanya dan akhirnya menyebar menjadi kanker. Setelah berjuang kurang lebih 2 bulan, akhirnya mama menyelesaikan pertandingannya dengan kemenangan iman.
 
Saya baru menyadari 1 hal ketika Tuhan ijinkan saya kehilangan mama kandung di tahun 2015 lalu. Ya, saat ini saya adalah seorang istri yang notabene adalah penolong untuk suaminya. Saya pernah mengalami duka kehilangan ibu dan memang sangat sulit untuk bangkit dari rasa kehilangan. Tapi itulah maksud Tuhan, Tuhan mau saya menguatkan suami saya dan membagi tips yang mungkin sedikit berguna untuk melihat kebaikan Tuhan dari peristiwa ini.
 
Jujur saja, yang saya lakukan bukanlah menghiburnya karena saya paham ketika kita berduka, semua penghiburan dari manusia tidak akan cukup membantu. Akhirnya saya hanya bisa mengatakan pada suami saya "Menangislah Sayang, tapi jangan sampai terjatuh. Kalaupun sampai terjatuh, aku dan Tuhan siap mengangkatmu". Ya, yang dibutuhkan dari orang yang berduka adalah menangis dan merelakan.
 
Tanggal 21 Januari kami menyempatkan menjenguk bayi kami di dokter kandungan. Disinilah saya melihat penghiburan yang diberikan Tuhan buat suami saya. Hari itu, janin kami tepat berusia 12 minggu 5 hari. Ketika alat USG diarahkan ke bayi kami, kami melihat bayi yang sangat aktif. Iyaaa, bayi kami sedang berolahraga. Sit up, menendang-nendang dan mengangkat tangannya. Ketika melihat tingkahnya, saya memperhatikan suami saya, dan senyum kebahagiaan mengembang di wajahnya.
 
Saya tidak bisa berhenti mengucap syukur pada Tuhan. Tuhan memang luar biasa. Ketika kami sepakat untuk tetap berkata Tuhan baik walaupun keadaan sekitar tampak tidak baik, di situlah Ia bekerja. Ia akan memberikan penghiburan yang luar biasa.
 
Kami masih merasa berduka sampai saat ini, tapi kami tidak undur dari Tuhan. Kami tetap berdoa bersama, mengucap syukur bersama, membaca alkitab bersama, beribadah bersama dan merenungkan kebaikan Tuhan dalam kehidupan kami. Ketika kami merindukan mama kami, kami akan saling menceritakan kenangan indah, kenangan lucu bahkan kenangan menyedihkan bersama mama kami masing-masing. Ketika kami butuh menangis karena sangat merindukan mereka, maka kami akan menangis bersama.
 
Tuhan tidak pernah berjanji bahwa hari akan terus indah. Akan ada saatnya Tuhan mengijinkan kita menangis, berduka, kecewa, tak berdaya. Tapi satu hal yang saya percaya, ketika kita memiliki sikap yang benar, maka kita dapat merasakan kehadiran-Nya secara nyata dan pribadi. Dan saat itu juga, rasa duka bisa diubah menjadi sukacita.

No comments:

Post a Comment