Sunday, June 24, 2012

Maafkan Saya :)

Meminta maaf bagi sebagian besar orang, terutama orang Indonesia, adalah hal yang mudah diucapkan tapi susah dilakukan. Sebagai contoh, saat itu saya masih bekerja di Jakarta sebagai seorang programmer. Ada sebuah program buatan saya yang akan dirilis. Lalu dilakukanlah serangkaian "fit and proper" test untuk program ini. Sampai akhirnya BA (Business Analyst) nya mengatakan "Okay, silakan go live", everything looks well.

Sehari setelah go live, ternyata programnya menampilkan hasil yang salah. Lalu apa yang terjadi, saya sebagai programmer yang disalahkan. Sebagai manusia saya merasa bahwa ini kesalahan BA karena melakukan tes yang tidak lengkap sehingga terjadi kesalahan. Tapi saat itu saya hanya diam dan saya berbesar hati mengatakan "Maaf".

Saya diingatkan akan 2 pribadi dalam alkitab, yaitu Saul dan Daud. Saul dan Daud sama-sama raja yang hebat bagi umat Israel, meskipun Saul dipilih manusia sedangkan Daud dipilih Tuhan. Tapi, banyak kesamaan di antara mereka, sama-sama tampan, sama-sama orang Israel. Lalu, apa yang membedakan mereka? Karena topik hari ini mengenai "Maaf", maka saya akan membahas bagaimana cara mereka melakukan pertobatan dan meminta maaf kepada Tuhan.

Kita lihat raja yang pertama, Saul. Ketika Saul melakukan kesalahan dengan mengambil alih peran Samuel (1 Sam 13), untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan, yang dilakukan Saul adalah membantah (1 Sam 13:11-12). 

13:11 Tetapi kata Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab Saul: "Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas,
13:12 maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran."

Selain itu, ketika Saul tidak taat mengenai orang Amalek (1 Sam 15), dimana Tuhan meminta agar Saul memusnahkan orang Amalek, termasuk ternak mereka tapi tidak dilakukannya, apa yang Saul lakukan? Malah berusaha tampak baik dengan mengatakan bahwa ternak yang baik bisa dijadikan korban untuk Tuhan (1 Sam 15:15). 

15:15 Jawab Saul: "Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab rakyat menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksud untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu; tetapi selebihnya telah kami tumpas."

Berbeda dengan Daud, ketika dia jatuh ke dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba dan diperingatkan oleh Nabi Natan (2 Sam 12), apa yang dilakukannya? Mengaku dan bertobat (2 Sam 12:13a) dan menerima konsekuensi atas dosanya (2 Sam 12:22-23)

12:13a Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN."
12:22 Jawabnya: "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup.
12:23 Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku.  


Akhir dari kisah Saul dan Daud sungguh berbeda. Saul pada akhirnya harus mati secara tragis dan harus kehilangan tahtanya. Selain itu, keturunannya hampir musnah kecuali 1 anak dari Yonatan. Sedangkan Daud jadi salah satu orang kesayangan Tuhan. Bahkan Tuhan Yesus berasal dari keturunan Daud.

Readers, sekarang pilihan ada di tangan Anda. Ketika Anda melakukan kesalahan, apa yang akan Anda lakukan? Membantah, menyalahkan orang lain, atau mengaku dan siap menerima konsekuensinya? Ketika melakukan dosa kepada Tuhan, apa yang akan Anda lakukan? Membantah atau mengaku sungguh-sungguh dan bertobat seperti Daud?

Life is your own choice. Be wise :D

No comments:

Post a Comment