Benar apa kata pepatah bahwa menjadi dewasa adalah pilihan setiap orang. Saya sepenuhnya setuju tentang pernyataan ini. Menurut saya, kedewasaan merupakan pilihan setiap hari. Tidak hanya dalam suatu periode atau peristiwa tertentu saja, tapi dalam segala hal kita harus memilih untuk bersikap dewasa atau tidak.
Saya tidak bisa berkata bahwa saya sudah dewasa, saya juga masih belajar. Dalam beberapa hal saya juga masih kadang memilih untuk tidak bersikap dewasa. Misal, saya tidak nyaman dengan seseorang atau sesuatu, maka saya akan memasang sikap menjauhi dan cenderung bersikap offense terhadap hal atau orang tersebut. Saya tahu hal itu salah, dan saya merasa bahwa saya harus berubah.
Sama dengan konsep kekristenan. Kita sering mendengar bahwa kita harus menjadi orang Kristen yang dewasa dan memiliki iman yang dewasa. Namun, bagaimana kita bisa dewasa jika tidak ada suatu peristiwa yang membuat kita belajar mengenai kedewasaan iman?
Setiap orang memiliki prosesnya. Proses yang saya alami terjadi sekitar 10 tahun yang lalu. Saat itu saya masih duduk di bangku SMP. Keluarga saya mengalami badai pencobaan yang membuat saya ikut terguncang. Saat itulah saya merasa bahwa Tuhan mau mendewasakan saya. Saya tetap bersabar terhadap guncangan itu dan tiap malam saya selalu menangis meminta agar Tuhan menyelesaikan masalah itu. Tapi, Tuhan seakan jauh dan diam.
Sampai pada satu titik saya merasa sudah menyerah, saya berkata pada Tuhan "Bapa, saya menyerah dan saya tidak mau jadi dewasa". Saat itulah Tuhan baru menjawab. Dia berkata dalam roh saya, "Masak si kamu mau menyerah begitu saja?" dan saat itu juga saya merasa damai sejahtera yang luar biasa. Saya menjawabNya dan berkata "Iya ya Tuhan, masak saya mau menyerah begitu saja".
Sejak saat itu saya mengubah doa saya setiap malam. Bukan memintaNya menyelesaikan, tapi saya bersyukur dan memintaNya mengampuni setiap orang yang sudah membuat keadaan keluarga saya terguncang. Dan Dia pun bekerja secara luar biasa terhadap keluarga saya. Satu demi satu masalah terselesaikan dan kebahagiaan luar biasa yang saya alami adalah kedua orang tua saya menerimaNya sebagai Tuhan dan juruselamat. Ternyata Dia punya rencana luar biasa di balik pencobaan yang saya alami. Jika tidak ada masalah itu, orang tua saya tidak akan mengenalNya.
Ada sebuah perikop yang menjadi kekuatan saya selama masa pencobaan, yaitu Mat. 6:25-34 mengenai Hal Kekuatiran.
6:25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
6:29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
6:30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Sampai pada satu titik saya merasa sudah menyerah, saya berkata pada Tuhan "Bapa, saya menyerah dan saya tidak mau jadi dewasa". Saat itulah Tuhan baru menjawab. Dia berkata dalam roh saya, "Masak si kamu mau menyerah begitu saja?" dan saat itu juga saya merasa damai sejahtera yang luar biasa. Saya menjawabNya dan berkata "Iya ya Tuhan, masak saya mau menyerah begitu saja".
Sejak saat itu saya mengubah doa saya setiap malam. Bukan memintaNya menyelesaikan, tapi saya bersyukur dan memintaNya mengampuni setiap orang yang sudah membuat keadaan keluarga saya terguncang. Dan Dia pun bekerja secara luar biasa terhadap keluarga saya. Satu demi satu masalah terselesaikan dan kebahagiaan luar biasa yang saya alami adalah kedua orang tua saya menerimaNya sebagai Tuhan dan juruselamat. Ternyata Dia punya rencana luar biasa di balik pencobaan yang saya alami. Jika tidak ada masalah itu, orang tua saya tidak akan mengenalNya.
Ada sebuah perikop yang menjadi kekuatan saya selama masa pencobaan, yaitu Mat. 6:25-34 mengenai Hal Kekuatiran.
6:25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
6:29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
6:30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Setiap orang memiliki proses dan caranya sendiri dalam menjadi dewasa. Tapi Anda bisa jadi dewasa jika Anda memutuskan untuk mau jadi dewasa. Apapun yang saat ini Anda alami, ingatlah bahwa ini salah satu caraNya untuk mendewasakan Anda. Ingat juga bahwa Dia tak pernah meninggalkan Anda. Bersyukurlah dalam segala perkara.
"I am with you always, even unto the end of the world." ~ Matthew 28:20
Tuhan memberkati :)
No comments:
Post a Comment