Setelah menunggu selama seminggu, akhirnya hasil tes mama keluar. Dan ajaibnya, no cancer!! Pihak RS menyuruh kami untuk ke RS lain dan melakukan pengecekan, tapi inilah kami, orang-orang yang lebih memilih percaya penuh pada Tuhan, kami tidak memeriksakan mama. Kami sangat bersukacita, kini saatnya mendorong mama untuk segera pulih.
Tapi...
Kondisi mama memburuk, di bulan April dan Mei mama harus masuk ke RS lagi dan mereka menyatakan mama positive lung cancer stadium 4 - kanker paru-paru stadium 4. Mama sudah sangat kesakitan, tidak mampu bernapas. Dalam kesedihan dan keputusasaan kami saat itu, mama tetap bertahan. Mama mau dikemoterapi. Luar biasanya, mama berubah menjadi orang yang berpengharapan penuh dan percaya pada Yesus.
Apa daya, Tuhan lebih menyayangi mama. Tepat tanggal 7 Mei 2015, mama dipanggil pulang.
Ada beberapa pengalaman membahagiakan yang luar biasa selama pergumulan ini.
1. Di hari-hari akhir mama, mama mengampuni papa. Mama sambil terbaring lemah, dengan mesra memijat tangan papa dan meminta papa untuk makan dan beristirahat.
2. Mama seperti sudah mengetahui bahwa Tuhan akan memanggil mama pulang. Buktinya, mama selalu bertanya kepada papa apakah sudah jam 3 sore atau belum. Dan tepat, waktu kematian mama adalah jam 3 sore.
3. Adik dan kakak saya yang punya hubungan kurang baik dengan mama, pada akhirnya mengalami pemulihan hubungan.
Di satu sisi, saya sangat bersedih karena kepergian mama, apalagi mama tidak akan mendampingi saya ketika menikah. Tapi di sisi lain, saya bersyukur, karena mama tidak harus kesakitan lagi, dan mama sudah bahagia bersama Tuhan. Tapi, perjuangan saya keluar dari rasa duka tidaklah sebentar.
Saya mengalami proses yang cukup menyakitkan untuk keluar dari rasa duka. Hampir setiap hari air mata saya jatuh karena mengenang mama. Akhirnya saya memutuskan untuk berperkara dengan Tuhan. Ketika saya menyerahkan segala sesuatunya pada Tuhan, saya mulai bisa menerima kepergian mama.
--to be continued--
No comments:
Post a Comment